Oleh: Dianifa Zikra Amelia
Pada
masa liburan sekolah, Sabtu, 4 Juli 2009 jam 1 siang segenap teman ayah beserta
keluarga berkumpul. Mereka bersiap-siap pergi berlibur, begitu juga keluargaku.
Kami
semua akan berlibur ke masjid Kubah Emas Depok, Taman Buah Mekarsari dan Taman
Satwa Bogor atau yang lebih dikenal dengan Taman Safari.
Sepanjang perjalanan dari Jogya, kami menikmati indahnya pemandangan. Sungguh luar biasa bumi Nusantara ini. Bus yang kami tumpangi pun memasuki jalan yang sepi dan sunyi. Di kanan dan kirinya tidak terlihat pemukiman penduduk.
Aku baru
tahu setelah pemandu wisata menerangkan, jalan yang kami lewati ini adalah
jalur Selatan Selatan yang dibuat oleh Deandles pada masa VOC Belanda.
Katanya,
sudah ribuan nyawa bangsa Indonesia yang menjadi korban. Aku menjadi termenung,
bagaimana dengan aku yang hanya tinggal menikmati kemerdekaan bangsa ini.
Bus pun melaju terus. Siang berganti malam. Malam berubah menjadi fajar. Tidak terasa kami sudah sampai di masjid Kubah Emas. Kami melaksanakan shalat Subuh berjamaah. Kami juga mandi dan makan pagi di sana. Setelah mandi dan makan pagi, kami segera kembali ke bus.
Saat
itu, ada penjaga ketertiban masjid Kubah Emas menghampiri kami. Ia memberitahu
bahwa pintu gerbang atau pintu masuk dan keluar akan segera ditutup. Kami pun
tergesa-gesa ingin keluar.
Sewaktu
kami sampai di depan pintu gerbang ada tulisan besar “TUTUP”. Tapi untung, itu
cuma tulisan. Pintu gerbangnya masih buka. Jadi kami bisa keluar.
Setelah di masjid Kubah Emas, kami pergi ke tempat selanjutnya, yaitu Taman Buah Mekarsari. Di tempat tujuan wisata kedua ini, saya melihat banyak sekali jenis tanam-tanaman.
Ada
terong, tomat, lombok, pare, bayam, kangkung dan lain-lain. Saya juga melihat
alat-alat pertanian. Ada cangkul, caping, traktor dan lain sebagainya. Kemudian
aku, kedua adikku, bapak, dan ibu mengunjungi arena permainan anak-anak.
Aku dan
satu adikku yang nomor dua naik kereta api-kereta apian. Seteleh itu, kami
kembali ke bus, lalu berangkat ke tujuan berikutnya, yaitu Taman Safari.
Untuk masuk ke Taman Safari sangatlah susah karena jalan satu-satunya untuk masuk kesana macet. Tetapi setelah sampai ke lokasi tujuan, hati ini terasa longgar.
Kami pun lupa kemacetan jalan yang menyesakkan itu
setelah kami masuk ke kawasan Taman Safari melihat banyak sekali macam
binatang. Ada zebra, lama, onta, harimau, banteng dan
lain sebagainya.
Udaranya
terasa sejuk dan segar. Ternyata Indonesia kaya akan flora dan fauna. Tetapi
sayang, hari keburu petang. Aku dan adikku sebetulnya masih ingin berlama-lama
di sana.
Setelah
keluar dari Taman Safari, ada kabar kalau jalan menuju ke Puncak ditutup untuk
menghindari kemacetan. Kami pun berhenti sejenak sekalian istirahat.
Ayahku
membelikan aku, adikku, dan ibuku Pop Mie agar badan terasa hangat. Sekitar jam
8 malam, jalan menuju ke Puncak telah dibuka.
Setelah
sampai di Puncak, aku melihat keindahan alamnya. Tempatnya di atas pegunungan
dan di bawahnya terlihat lampu gemerlap yang beraneka ragam.
Bus
jalan terus. Kami pun tertidur pulas di atas bus. Beberapa jam kemudian kami
dibangunkan untuk shalat Subuh dan mandi. Setelah itu kami membeli oleh-oleh.
Ibuku membeli oleh-oleh untuk keluargaku.
Alhamdulillah,
akhirnya kami sampai di Jogya Senin, 6 Juli 2009 jam 2 siang. Keluarga ayahku
dan keluarga teman ayahku pun berpisah untuk kembali ke rumahnya masing-masing.
Dianifa Zikra Amelia,
Siswi
kelas 4 SDIT Baitussalam 2
Cangkringan,
Sleman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan memberikan komentar di kolom ini. Atas masukan dan kritik konstruktifnya, saya ucapkan banyak terimakasih