A. Fitrah Manusia: Ingin Semua Keluarganya Beriman
Nabi
Muhammad SAW sendiri juga demikian ketika pamannya Abu Talib sampai akhir
hayatnya tidak beriman kepada Allah SWT. Ayat Alquran dan Hadis Nabi berikut
ini merekam peristiwa peristiwa tersebut.
انك لا تهدى من أحببت ولكن الله يهدى
من يشاء وهو أعلم بالمهتدين (القصص:56)
Artinya: Sesungguhnya kamu
tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah
memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui
orang-orang yang mau menerima petunjuk (QS al-Qashash: 56)
عن أبي هريرة، قال: قال رسول الله صلى
الله عليه وسلم لعمه عند الموت: "قُلْ لا إِلَهَ إِلا الله أَشْهَد لَكَ بِها
يَوْمَ القِيامَةِ" قال: لولا أن تعيرني قريش لأقررت عينك، فأنزل الله:
(إِنَّكَ لا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ) ... الآية (تفسير الطبري ج 19 / ص 598(
“…Abu Talib (pamannya) berkata, "Sekiranya aku tidak takut
wanita-wanita Quraisy akan mencelaku dengan menyatakan bahwa aku beriman karena
terpaksa, tentu aku akan mengucapkannya dengan kesaksianmu….." (HR Muslim
dan lain-lain).
B. Tetap Akan
Berupaya Walaupun Saudaranya Telah Meninggal Dunia
Nabi Muhammad
SAW pun pernah mengalami seperti itu.
ولا تصل على أحد منهم مات أبدا ولا
تقم على قبره انهم كفروا بالله ورسوله وماتوا وهم فاسقون (التوبة: 84)
Dalam
suatu riwayat dikemukakan, ketika Abdullah bin Ubay meninggal dunia, datanglah
anaknya kepada Rasulullah SAW meminta gamis beliau untuk kafan bapaknya.
Rasulullah SAW memberikannya.
Ia
pun meminta agar Rasulullah bersedia menyalatkan mayat bapaknya. Ketika
Rasulullah SAW akan menyalatkannya, Umar bin khattab berdiri memegang baju
Rasulullah dan berkata, "Ya Rasulullah apakah tuan akan menyalatkan dia
padahal Allah telah melarang menyalatkan kaum munafiq?"
Beliau
menjawab, "Allah menyuruhku memilih dengan firman-Nya,
تستغفر لهم أو لا تستغفر لهم ان
تستغفر لهم سبعين مرة (التوبة: 80)
Dan
sekiranya aku tahu bahwa dosanya akan diampuni dengan dimintakan ampunan lebih
dari tujuh puluh kali, pasti aku akan melakukannya." Maka Umar berkata
lagi, "Ia itu seorang munafiq."
Namun
Rasulullah tetap menyalatkannya. Maka turunlah ayat ini sebagai larangan
menyalatkan orang yang mati dalam keadaan kafir dan munafiq.
Sejak
turun ayat tersebut, Rasulullah tidak mau lagi menyalatkan kaum munafiqin (HR
Asy-Syaikhani dari Ibnu Umar, Umar, Anas, Jabir dan lain-lain.
C.
Dalam hal Muamalah Harus Saling Membantu
Harus
ada toleransi dan saling membantu dalam kehidupan sehari-hari. Orang Islam
boleh bersedekah kepada orang musyrik (kafir).
ليس عليك هدىهم ولكن الله يهدى من
يشاء وما تنفقوا من خير فلأنفسكم وما تنفقون الا ابنغاء وجه الله وما تنفقوا من
خير يوف اليكم وأنتم لا تظلمون (البقرة: 272)
Dalam
suatu riwayat dikemukakan bahwa ada orang-orang yang tidak rela memberi sedikit
pun dari hartanya kepada keluarganya yang musyrik.
muantabbbb sekali konten blog ini secara keseluruhan... bagaimana dengan kita
BalasHapusTerimakasih mas Wiyno atas comment-nya yg penuh dg spirit utk lebih baik lagi
BalasHapus