Setan selalu berupaya untuk menggoda dan menjebak umat manusia. Di antaranya sebagamaina tergambar dalam ayat berikut di bawah ini.
قَالَ رَبِّ بِمَآ أَغۡوَيۡتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَلَأُغۡوِيَنَّهُمۡ أَجۡمَعِينَ ٣٩ إِلَّا عِبَادَكَ مِنۡهُمُ ٱلۡمُخۡلَصِينَ ٤٠ (الحجر: 40)
Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, Kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di
antara
mereka". (QS. al-Hijr: 39-40).
Lima Jebakan Setan
Dalam Kitab Madarijus Salikin, Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah mengungkapkan lima strategi iblis dalam menyesatkan manusia. Jika strategi pertama tidak berhasil, maka iblis akan menggunakan jeratan yang kedua, begutu seterusnya.
Lima Jebakan Setan
Dalam Kitab Madarijus Salikin, Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah mengungkapkan lima strategi iblis dalam menyesatkan manusia. Jika strategi pertama tidak berhasil, maka iblis akan menggunakan jeratan yang kedua, begutu seterusnya.
Pertama, iblis menawarkan kekufuran, menolak otoritas agama, menolak keyakinan kepada Tuhan, menolak ajaran Nabi, dan menolak kebenaran kitab suci. Bersama orang-orang kafir, setan menghembuskan keragu-raguan kepada kaum muslimin terhadap agamanya sendiri.
Mereka
menghembuskan bahwa agamanyalah yang menjadikan penganutnya terbelakang,
terbelenggu, tidak modern, dan ketinggalan zaman. Melalui strategi ini, iblis
menghembuskan isu bahwa Islam bertentangan dengan HAM.
Islam melegalkan
praktik diskriminasi gender dengan menempatkan perempuan pada posisi di bwah
laik-laki. Islam mengajarkan sikap tidak bersahabat terhadap perbedaan yang
cenderung memaksakan kehendak.
Kedua, iblis membiarkan kita beragama tetapi dalam waktu yang bersamaan mereka menjadikan kita melakukan bid’ah. Iblis rela kita beragama tetapi iblis menyelewengkan kita sehingga kita merasa seolah-olah beragama.
Padahal
sesungguhnya kita sudah jauh melenceng dari ajaran agama. Kita merasa mendapat
pahala dari amalan kita, padahal amalan itu adalah bid’ah.
Sadisnya, iblis
menanamkan sikap fanatik kepada kita sehingga setiap orang yang mengingatkan
praktik bidah, maka orang tersebut kita lawan sebagaimana melawan orang yang
melawan agama.
Di sini setan
amat lihai, ia memainkan pedang bermata dua, sebagian kita dijadikan mudah
untuk membid’ahkan yang lain. Sementara sebagian yang lain dijadikan fanatik
terhadap ajaran bid’ahnya.
Masing-masing
memutlakkkan pendapatnya. Masing-masimg menganggap dirinya dan kelompokknya yang
paling benar.
Ketiga, setan menggoda kita lewat dosa-dosa besar, misalnya berzina, mimum minuman keras, dan membunuh. Didukung oleh media cetak dan elektronik, kita dibuat gampang melakukan perbuatan maksiat.
Informasi
kemaksiatan sangat mudah kita peroleh, berikut cara dan transaksinya. Lewat
media pula, nafsu syahwat kita dirangsang, dipupuk dan dikobar-kobarkan setiap
saat. Tak heran, jika sebagian kita terjebak masuk dalam jurang yang mereka
buat.
Keempat, setan menjebak kita melalui dosa-dosa kecil. Iblis meniupkan pkiran nakal dalam hati kita, bahwa dosa kecil itu sangat manusiawi, “Bukankah manusia itu tempat salah dan dosa? Bukankah dosa-dosa kecil itu disa dihapus dengan air wudhu, dengan istighfar, dan dengan perbuatan baik lainnya.”
Banyak di antara kita yang sangat hati-hati terhadap dosa besar, tetapi mereka lalai terhadap dosa-dosa kecil.
Padahal dosa
kecil yang dilakukan terus-menerus bisa berakibat fatal. Jika dikumpulkan akan
menjadi besar. Ironisnya, pelakunya tidak menyadari tumpukan dosa yang
menggunung itu.
Kelima, setan
mempengaruhi kita agar sibuk melakukan hal-hal yang mubah sampai kita melupakan
pekerjaan yang lebih strategis, termnasuk ibadah.
Kita disibukkan
tidur panjang, nongkrong di warung hingga larut malam, beadang tanpa tujuan,
main musik, atau main olah raga yang melenakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan memberikan komentar di kolom ini. Atas masukan dan kritik konstruktifnya, saya ucapkan banyak terimakasih